Gula Pasir Lebih Sehat Dari Gula Batu, Ini Penjelasan Lengkapnya
Menikmati secangkir kopi atau teh merupakan salah satu budaya orang Indonesia yang sudah mendarah daging. Agar kian nikmat, biasanya ditambahkan pemanis ke dalam minuman tersebut. Untuk saat ini, gula batu sering digunakan karena dianggap lebih nikmat, bahkan ada yang beranggapan lebih sehat daripada gula pasir.
Bukan hanya minuman untuk menemani saat santai, pemakaian gula juga sangat biasa pada makanan. Lihat saja aneka makanan ringan dan minuman tradisional yang dijajakan di jalanan atau di objek-objek wisata. Hampir semua makanan dan minuman khas tersebut memakai gula untuk membuat rasanya menjadi nikmat.
Mencari Alternatif Pemanis Selain Gula Pasir
Menikmati minuman dan camilan manis sesekali memang menyenangkan. Namun, jika dilakukan setiap hari dan secara berlebihan, maka efeknya dapat buruk untuk kesehatan. Salah satu yang patut diperhatikan adalah melonjaknya berat badan karena asupan gula berlebih.
Jika dahulu orang berbadan tambun atau gemuk dianggap sebagai tanda makmur, maka kini hal tersebut tidak berlaku lagi. Kelebihan berat badan dan obesitas akan memperbesar risiko seseorang terkena diabetes tipe 2. Selain berat badan yang berlebih, berbagai faktor lain turut meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, antara lain kurang bergerak, bertambahnya usia, riwayat keluarga, etnis, hipertensi, serta kolesterol tinggi. Jika seseorang sudah terkena diabetes tipe 2, dia harus berkomitmen seumur hidup untuk mengelola penyakit tersebut, termasuk membatasi asupan karbohidrat.
Perhitungan banyaknya asupan karbohidrat harian menjadi penting pada penderita diabetes karena karbohidrat mempengaruhi gula darah Anda lebih dari nutrisi lainnya. Sebenarnya, banyak tipe karbohidrat yang terkandung dalam makanan dan minuman. Gula adalah salah satunya. Gula itu sendiri banyak sekali jenisnya. Contoh yang paling sering dikonsumsi adalah gula pasir.
Seiring membaiknya pemahaman masyarakat bahwa pemakaian gula pasir berlebih akan berefek buruk pada tubuh, maka dicarilah alternatif lain yang digunakan sebagai pemanis. Salah satu yang dianggap sebagai solusi dan dianggap masyarakat lebih sehat serta aman adalah gula batu.
Namun sejatinya, faktor penting dari keamanan gula adalah seberapa banyak ia dikonsumsi. Baik gula pasir, gula batu ataupun jenis gula lainnya, jika dikonsumsi secara berlebihan maka tetap saja berisiko menuntun seseorang menuju kelebihan berat badan dan/atau obesitas. Hingga pada akhirnya, berujung pada meningkatnya peluang terkena diabetes tipe 2.
Benarkah Gula Batu Lebih Sehat?
Untuk mengetahui apakah benar gula batu lebih sehat daripada gula pasir, maka deretan fakta di bawah ini patut untuk diketahui.
Bahan dasar gula batu
Bahan yang digunakan untuk membentuk gula batu merupakan larutan gula cair jenuh. Larutan tersebut kemudian dikristalisasi sehingga kemudian menghasilkan gula yang keras layaknya batu. Maka, pemanis tersebut kemudian kita namai dengan nama gula batu.
Kandungan nutrisi
Karena berasal dari substansi yang sama, maka kandungan nutrisi yang dikandung gula batu hampir sama dengan gula pasir, yaitu jenis gula sukrosa. Dalam 100 gram gula pasir misalnya, terdapat karbohidrat sebanyak 99,98 gram. Sementara dalam 100 gram gula batu, karbohidratnya ada dalam jumlah 99,70 gram. Melihat angka yang tidak jauh berbeda tersebut, menegaskan bahwa level lebih sehat gula batu daripada gula pasir pada penderita diabete, masih layak dipertanyakan.
Penelitian menunjukkan bahwa baik jumlah dan jenis karbohidrat dalam makanan mempengaruhi kadar gula darah. Melihat kedua fakta mengenai gula pasir dan gula batu di atas, maka faktor kunci sehat tidaknya kedua jenis gula di atas adalah jumlah yang dikonsumsi. Sebagaimana yang disarankan WHO, konsumsi gula yang aman bagi kesehatan tubuh yaitu maksimal 50 gram, atau setara dengan 4 sendok makan setiap harinya. Jika ingin mendapat manfaat tambahan, maka jumlah yang harus dibatasi adalah setengahnya atau 25 gram saja setiap hari.
Tetap Nikmat Saat Menjalani Hidup Sehat
Yang menjadi permasalahan adalah saran dari WHO tersebut sangat susah untuk dilaksanakan. Lihat saja aneka minuman dan makanan ringan yang tersaji di meja saat menemani lembur atau menonton televisi. Jarang sekali minuman dan makanan ringan tersebut lepas dari pemanis, baik yang berasal dari gula pasir maupun gula batu. Padahal, untuk menemani waktu-waktu tersebut, ada cara yang lebih sehat untuk mendapatkan rasa manis dari minuman dan camilan.
Bilamana Anda sedang sangat ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis, Anda bisa mencoba mengganti gula pasir atau gula batu dengan pemanis buatan atau pemanis rendah kalori lainnya. Pemanis jenis ini, meski rendah kalori dan rendah karbohidrat, tetap tidak akan mengurangi manisnya minuman atau makanan. Bagi penderita diabetes, pemanis buatan yang rendah kalori dapat membantu dalam menjaga stabilitas kadar gula darah dalam tubuh.
Penting diingat, selain menjalani gaya hidup sehat dengan menu makanan seimbang, Anda perlu berolahraga setidaknya 30 menit per hari yang dilakukan sebanyak lima kali seminggu untuk menurunkan risiko Anda terkena diabetes tipe 2. Hal ini juga berlaku pada penderita diabetes tentu saja dengan tertib mengonsumsi obat-obatan antidiabetes atau insulin sesuai petunjuk dokter.
Dok saya ingin menjalankan diet sehat untuk diabetes, karna dikeluarga saya ada riwayat diabetes. Bolehkah dokter mengirimkan jadwal menu sehat sehari2 ke email saya? Terima kasih dok mohon bantuannya.
Dijawab Oleh:
dr. Karin Wiradarma
Terima kasih telah menggunakan layanan e-Konsultasi Tanya Dokter
Makanan yang Diperlukan Mengandung:
Karbohidrat
Protein
Vitamin & Mineral
Lemak
Serat
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari.
Karbohidrat terdiri dari:
Tepung-tepungan
Gula
Tepung-tepungan
Makanlah selalu salah satu sumber tepung-tepungan setiap kali makan.
Contohnya: Nasi, roti, kentang, mie, ubi, singkong, dll.
Kekurangan zat karbohidrat akan mengakibatkan badan lebih cepat merasa lelah karena kekurangan tenaga.
Gula
Gula terdapat pada berbagai makanan.
Contohnya : Gula pasir, gula merah, gula batu, sirup, madu, dan kue-kuean yang manis.
Menghindari atau membatasi gula akan membantu pengendalian gula darah. Gula dalam bumbu diperbolehkan.
LEMAK
Lemak juga merupakan sumber tenaga. Lemak terdapat dalam minyak, margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk.
Diabetes Melitus cenderung mendapat masalah dengan penyakit jantung, mengurangi makan lemak hewan dapat mengurangi resiko ini.
PROTEIN
Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Protein banyak terdapat pada : ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
VITAMIN & MINERAL
Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Zat ini berfungsi untuk membantu melancarkan kerja tubuh. Namun jika pola makan yang ada sudah cukup bervariasi setiap harinya, maka suplemen vitamin tambahan tidak perlu dikonsumsi.
SERAT
Serat baik untuk kesehatan karena :
Membuat perut terasa lebih kenyang
Membantu menurunkan gula darah
Membantu menurunkan lemak darah
Melancarkan buang air besar.
Serat terdapat dalam:
1. Roti gandum, buah dan sayuran segar
2. Kacang-kacangan, tahu, tempe bekatul.
GARAM DAPUR
Garam dapur tetap dapat digunakan sebagai penyedap makanan dalam jumlah secukupnya. Garam dapur dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kurangilah mengonsumsi makanan yang telah melewati proses pengasianan, seperti ikan asin, telur asin, dll.
PEMANIS
Pemanis buatan banyak beredar di pasaran dapat dikonsumsi seperlunya. Pemanis ada yang mengandung kalori dan ada yang tidak. Perhatikan kandungan kalori yang terancum pada label kemasan. Bagi yang kegemukan, pilih yang tidak berkalori.
JUMLAH & JENIS MAKANAN SEHARI-HARI
Pedoman secara umum setiap hari yang dianjurkan;
Makan 3 kali sehari yang terdiri dari :
1. Satu piring atau penggantinya
2. Satu potong ikan atau penggantinya
3. Satu mangkok sayuran
4. Buah-buahan
Diantara waktu makan di atas dapat ditambah makanan selingan.
KEGEMUKAN
Pada tubuh yang mengalami kondisi kegemukan (obesitas) kadar glukosa dalam darah akan sulit dikendalikan. Guna menghindari hal demikian, diperlukan tindakan penanggulangan, salah satunya diet. Dimana dalam proses ini diperlukan disiplin pengaturan pola makan yang seimbang dan mengurangi makanan tinggi kalori seperti : lemak, gula, tepung-tepungan.
Disamping itu, guna mendukung proses diet, diperlukan kegiatan jasmani lebih intens dan secara teratur sesuai dengan kesukaan, seperti halnya aktifitas jalan kaki, naik sepeda, senam, berenang, dll
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.